Rancangan undang-undang akan melarang penggunaan biaya siswa untuk NIL

Penulis:LIVESCORE138 Waktu Terbit:2025-07-12 Kategori: news

**Rancangan Undang-Undang Kontroversial Mengancam Lanskap Pendanaan Atletik Perguruan Tinggi**Washington D.

C.

– Sebuah rancangan undang-undang ambisius yang bertujuan untuk meregulasi olahraga perguruan tinggi telah diperkenalkan di Kongres pada hari Kamis.

Rancangan undang-undang ini, yang masih belum memiliki nama resmi, menjanjikan perubahan signifikan dalam cara olahraga perguruan tinggi beroperasi, terutama dalam hal pendanaan dan hak-hak atlet.

Inti dari rancangan undang-undang ini adalah upaya untuk memberikan perlindungan antitrust yang terbatas kepada NCAA (National Collegiate Athletic Association).

Ini, menurut para pendukung rancangan undang-undang, diperlukan untuk memastikan bahwa NCAA dapat menegakkan aturan dan regulasi yang konsisten di seluruh anggotanya.

Namun, perlindungan ini datang dengan harga: pembatasan ketat pada bagaimana perguruan tinggi dapat membiayai program atletik mereka.

Salah satu ketentuan yang paling kontroversial adalah larangan penggunaan biaya mahasiswa untuk membayar program atletik.

Ini berarti bahwa biaya yang dibayarkan oleh mahasiswa, yang seringkali merupakan sumber pendapatan yang signifikan bagi departemen atletik, tidak lagi dapat digunakan untuk mendanai beasiswa atletik, gaji pelatih, atau biaya operasional lainnya.

Rancangan undang-undang akan melarang penggunaan biaya siswa untuk NIL

**Analisis dan Implikasi**Larangan ini berpotensi memiliki dampak yang sangat besar pada lanskap olahraga perguruan tinggi.

Perguruan tinggi yang lebih kecil, yang bergantung pada biaya mahasiswa untuk menutupi biaya program atletik mereka, mungkin akan berjuang untuk bersaing dengan perguruan tinggi yang lebih besar dan lebih kaya yang memiliki sumber pendapatan alternatif, seperti pendapatan televisi dan donasi alumni.

Selain itu, larangan ini dapat memaksa perguruan tinggi untuk membuat pilihan yang sulit tentang bagaimana mengalokasikan sumber daya mereka.

Mereka mungkin harus memotong program olahraga non-pendapatan, meningkatkan biaya untuk tiket dan merchandise, atau mencari sumber pendanaan eksternal lainnya.

**Sudut Pandang Pribadi**Sebagai seorang jurnalis olahraga yang telah meliput olahraga perguruan tinggi selama bertahun-tahun, saya memiliki pandangan yang beragam tentang rancangan undang-undang ini.

Saya setuju bahwa NCAA membutuhkan beberapa tingkat perlindungan antitrust untuk memastikan bahwa ia dapat mengatur olahraga perguruan tinggi secara efektif.

Namun, saya juga percaya bahwa larangan penggunaan biaya mahasiswa untuk membayar program atletik adalah langkah yang terlalu jauh.

Saya khawatir bahwa larangan ini akan berdampak tidak proporsional pada perguruan tinggi yang lebih kecil dan akan memperburuk kesenjangan yang sudah ada antara “kaya” dan “miskin” dalam olahraga perguruan tinggi.

Saya juga khawatir bahwa larangan ini akan menyebabkan pemotongan program olahraga non-pendapatan, yang akan merampas kesempatan bagi ribuan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam olahraga.

**Masa Depan yang Tidak Pasti**Rancangan undang-undang ini masih dalam tahap awal proses legislatif.

Masih harus dilihat apakah itu akan disahkan menjadi undang-undang, dan jika demikian, dalam bentuk apa.

Namun, satu hal yang pasti: rancangan undang-undang ini telah memicu perdebatan yang intens tentang masa depan olahraga perguruan tinggi.

Perdebatan ini kemungkinan akan berlanjut selama berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun, yang akan datang.

Pada akhirnya, masa depan olahraga perguruan tinggi akan ditentukan oleh keseimbangan antara kebutuhan untuk mengatur olahraga perguruan tinggi secara efektif dan kebutuhan untuk memastikan bahwa semua mahasiswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam olahraga.